| Subcribe via RSS

Browse > Home / / Blog Article: BERBUKA ORANG YANG PUASA

BERBUKA ORANG YANG PUASA

Kamis, 12 Agustus 2010 | Posted in

makanan buka puasa
Syaikh Salim bin Ied Al Hilali
Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid

1.      Kapan Orang Yang Puasa Berbuka?
      Alloh Ta’ala berfirman :
ثم أتموا الصيام إلى اليل     
      “Kemudian sempurnakanlah puasa hingga malam.” (QS. Al-Baqarah :187)
Rasulullah menafsirkan dengan datangnya malam dan perginya siang serta sembunyinya bundaran matahari. Kami telah membawakan (penjelasan ini pada pembahasan telah lalu) agar menjadi tenang hati seorang muslim yang mengikuti sunnatul huda.
Wahai hamba Alloh, inilah perkataan-perkataan Rasulullah ada dihadapanmu dapatlah engkau membacanya, dan keadaannya yang sudah jelas dan telah engkau ketahui, serta perbuatan para sahabatnya telah kau lihat, mereka telah mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah.
Syaikh Abdur Razaq telah meriwayatkan dalam Mushannaf (7591) dengan sanad yang di shahihkan oleh al Hafidz dalam Fathul Bari (4/199) dan al Haitsami dalam Majma’ Zawaid (3/154) dari Amr bin Maimun Al Audi:
Para sahabat Muhammad adalah orang-orang yang paling bersegera dalam berbuka dan paling akhir dalam sahur.”

2.      Menyegerakan Berbuka
Wahai saudaraku seiman, wajib atasmu berbuka ketika matahari telah terbenam, janganlah dihiraukan oleh rona merah yang masih terlihat di ufuk, dengan ini berarti engkau telah mengikuti sunnah Rasulmu dan menyelisihi Yahudi dan Nasrani, karena mereka mengakhirkan berbuka. Pengakhiran mereka itu sampai pada waktu tertentu, yakni hingga terbitnya bintang. Maka dengan mengikuti jalan dan manhaj Rasulullah berarti engkau menampakkan syiar-syiar agama, memperkokoh petunjuk yang kita jalani, kita berharap agar berkumpul di atasnya ats Tsaqolain (jin dan manusia). Hal-hal tersebut dijelaskan oleh Rasulullah pada paragraf-paragraf yang akan datang.
a.      Menyegerakan berbuka berarti menghasilkan kebaikan
Dari Sahl bin Sa’ad, Rasulullah bersabda:
لا يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر
“Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka.”
 (1)
b.      Menyegerakan berbuka adalah sunnah Rasul
Jika umat Islam menyegerakan berbuka berarti mereka tetap di atas sunnah Rasulullah dan manhaj Salafus Shalih, dengan izin Alloh mereka tidak akan tersesat selama “berpegang dengan sunnah Rasul mereka (dan) menolak semua yang merubah sunnah”.
Dari Sahl bin Sa’ad, Rasulullah bersabda:
لا تزال أمتي على سنتي ما لم تنتظر بفطرها النجوم
“Umatku akan senantiasa dalam sunnahku selama mereka tidak menunggu bintang ketika berbuka (puasa).” (2)
c.      Menyegerakan berbuka berarti menyelisihi Yahudi dan Nasrani
Tatkala manusia senantiasa berada di atas kebaikan dikarenakan mengikuti manhaj Rasul mereka, memelihara sunnahnya, karena sesungguhnya Islam (senantiasa) tetap tampak dan menang, tidak akan memudharatkan orang yang menyelisihinya, ketika itu umat Islam akan menjadi singa pemberani di lautan kegelapan, tauladan yang baik untuk diikuti, karena mereka tidak menjadi pengekor orang Timur dan Barat, (yaitu) pengikut semua yang berteriak, dan condong bersama angin kemana saja angin itu bertiup.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
لا يزال الدين ظاهرا ما عجل الناس الفطر، لأن اليهود والنصارى يؤخرون
“Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan berbuka (3), karena orang-orang Yahudi dan Nasrani mengakhirkannya.” (4)
Kami katakana:
Hadits-hadits di atas mempunyai banyak faedah dan catatan-catatan penting, sebagai berikut:
1.      Kemenangan agama ini dan berkibarnya bendera akan tercapai dengan syarat menyelisihi orang-orang sebelum kita dari kalangan Ahlul Kitab,  ini sebagai penjelasan bagi umat Islam, bahwa mereka akan mendapatkan kebaikan yang banyak, jika membedakan diri dan tidak condong ke Barat ataupun ke Timur, menolak untuk mengekor Karmelin atau mencari makan di Gedung Putih, jika umat ini berbuat demikian mereka akan menjadi perhiasan diantara umat manusia, jadi pusat perhatian, disenangi oleh semua hati. Hal ini tidak akan terwujud, kecuali dengan kembali kepada Islam, berpegang dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam masalah Aqidah dan Manhaj.
2.      Berpegang dengan Islam baik secara global maupun rinci, berdasarkan firman Alloh:
ياأيها الذين ءامنوا ادخلوا في السلم كآفة
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah.” (QS. Al-Baqarah:208)
Atas dasar inilah, maka ada yang membagi Islam menjadi inti dan kulit, (ini adalah pembagian) bid’ah jahiliyyah modern yang bertujuan mengotori fikrah kaum muslimin dan memasukkan mereka ke dalam lingkaran kekhawatiran. (Hal ini) tidak ada asalnya dalam agama Alloh, bahkan akhirnya akan merembet kepada perbuatan orang-orang yang akan dimurkai Alloh, (yaitu) mereka yang mengimani sebagian kitab dan mendustakan sebagian lainnya; kita diperintahkan untuk menyelisihi mereka secara global maupun terperinci, dan sungguh! Kita mengetahui bahwa buah dari menyelisihi Yahudi dan Nasrani adalah tetap (tegak)nya agama lahir dan batin.
3.      Dakwah ke jalan Alloh dan memberi peringatan kepada mukminin tidak akan terputus, perkara-perkara baru yang menimpa umat Islam tidak menyebabkan kita memilah syiar-syiar Alloh, jangan sampai kita mengatakan seperti perkataan kebanyakan dari mereka, “Ini perkara-perkara kecil, furu’, khilafiyah dan hawasyiyah, kita wajib meninggalkannya, kita pusatkan kesungguhan kita untuk perkara besar yang memecah belah shaf kita dan mencerai-beraikan barisan kita!!”
Perhatikanlah wahai kaum muslimin, da’i ke jalan Alloh di atas basyirah, engkau telah tahu dari hadits-hadits yang mulia bahwa jayanya agama ini bergantung pada disegerakannya berbuka puasa yang dilakukan tatkala lingkaran matahari telah terbenam. Maka bertaqwalah kepada Alloh (wahai) setiap orang yang menyangka berbuka ketika terbenamnya matahari adalah fitnah, dan seruan untuk menghidupkan sunnah ini adalah dakwah yang sesat dan bodoh, menjauhkan umat Islam dari agamanya atau menyangka (hal tersebut)) sebagai dakwah yang tidak ada nilainya,(yang) tidak mungkin seluruh muslimin berdiri di atasnya, karena hal ini adalah perkara furu’, khilafiyah atau masalah kulit!! Walaa haula walaa quwwata illa billah.
d.      Berbuka sebelum shalat Maghrib
Rasulullah berbuka sebelum shalat Maghrib (5) karena menyegerakan berbuka termasuk akhlaknya para Nabi. Dari Abu Darda’ :
“Tiga perkara yang merupakan akhlak para Nabi: menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan di atas tangan kiri dalam shalat.” (6)
3.      Berbuka Dengan Apa?
Rasulullah berbuka dengan kurma, kalau tidak ada kurma dengan air, ini termasuk kesempurnaan kasih sayang dan semangatnya Rasulullah (untuk kebaikan) umatnya dan dalam menasehati mereka. Alloh berfirman:
لقد جآءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رءوف رحيم
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan olehmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At Taubah :128)
Karena memberikan ke tubuh yang kosong sesuatu yang manis, lebih membangkitkan selera dan bermanfaat bagi badan, terutama badan yang sehat, dia akan menjadi kuat dengannya (kurma). Adapun air, karena badan ketika dibawa puasa menjadi kering, jika didinginkan dengan air akan sempurna manfaatnya dengan makanan.
Ketahuilah wahai hamba yang taat, sesungguhnya kurma mengandung berkah dan kekhususan-demikian pula air- dalam pengaruhnya terhadap hati dan mensucikannya, tidak ada yang mengetahuinya kecuali orang yang berittiba’. Dari Anas bin Malik,(ia berkata):
“Adalah Rasulullah berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthob maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air.” (7)
4.      Yang Di Ucapkan Ketika Berbuka
Ketahuilah wahai saudaraku yang berpuasa-mudah mudahan Alloh memberi taufik kepada kita untuk mengikuti sunnah Nabi-Nya-sesungguhnya engkau punya doa yang dikabulkan, maka manfaatkanlah, berdoalah kepada Alloh dalam keadaan engkau yakin akan dikabulkan,-ketahuilah sesungguhnya Alloh tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai- Berdoalah kepada-Nya dengan apa yang kamu mau dari berbagai macam doa yang baik, mudah-mudahan engkau bisa mengambil kebaikan di dunia dan akhirat.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
ثلاث دعوات مستحابات:دعوة الصائم،ودعوة المظلوم،ودعوة المسافر
“Tiga doa yang dikabulkan: doanya orang yang berpuasa, doanya orang yang terdzalimi dan doanya musafir.” (8)
Doa yang tidak tertolak ini adalah ketika waktu engkau berbuka berdasarkan hadits dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda:
“Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya: orang yang puasa ketika berbuka, Imam yang adil dan doa orang yang di dzalimi.” (9)
Dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya orang yang puasa ketika berbuka memiliki doa yang tidak akan ditolak.” (10)
Do yang paling afdhol adalah doa ma’tsur dari Rasulullah, bahwa beliau jika berbuka mengucapkan :
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت لأجر إنشاءالله
“Telah hilang dahaga dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala Insya Alloh.” (11)
5.      Memberi Makan Orang Yang Puasa
Bersemangatlah wahai saudaraku-mudah mudahan Alloh memberkatimu dan memberi taufik kepadamu untuk mengamalkan kebajikan dan taqwa-untuk memberi makan orang yang puasa karena pahalanya besar dan kebaikannya banyak.
Rasulullah bersabda:
من فطرصائما كان له مثل أجره غير أنه لاينقص من أجر الصائم شيئا
“Barangsiapa yang memberi buka orang yang puasa, akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.” (12)
Orang yang puasa harus memenuhi undangan (makan) saudaranya, karena barangsiapa yang tidak menghadiri undangan berarti telah durhaka kepada Abul Qasim, dia harus berkeyakinan bahwa Alloh tidak akan menyia-nyiakan sedikitpun amal kebaikannya, tidak akan dikurangi pahalanya sedikitpun.
Orang yang diundang disunnahkan mendoakan pengundangnya setelah selesai makan dengan doa-doa dari Nabi:
“Telah makan makanan kalian orang-orang baik, dan para malaikat bershalawat (mendoakan kebaikan) atas kalian, orang-orang yang berpuasa telah berbuka di sisi kalian.” (13)
اللهم أطعم من أطعمني،وأسق من سقاني
“Ya Alloh, berilah makan orang yang memberiku makan, berilah minum orang yang memberiku minum.” (14)
االهم اغفر لهم وارحمهم وبارك فيمارزقتهم
“Ya Alloh, ampunilah mereka dan rahmatilah, berilah barakah pada seluruh rizki yang Engkau berikan.” (15)

Footnote:
  1. HR. Bukhari (4/173) dan Muslim (1093)
  2. HR. Ibnu Hibban (891) dengan sanad shahih, asalnya-telah lewat dalam shahihain-Kami katakan: Syiah Rofidhah telah mencocoki Yahudi dan Nasrani dalam mengakhirkan buka hingga terbitnya bintang. Mudah-mudahan Alloh melindungi kita semua dari kesesatan.
  3. Hal ini bukan berarti, jika manusia telah terlena dengan dunianya hingga mereka mengakhirkan buka mengikuti Yahudi dan Nasrani, kemudian agama ini menjadi kalah, tidak demikian keadaannya,  Islam senantiasa akan menang kapanpun juga, dan dimanapun tempatnya. Wallahu a’lam.
  4. HR. Abu Dawud (2/305), Ibnu Hibban (223), sanadnya hasan.
  5. HR. Ahmad (3/164), Abu Dawud (2356) dari Anas dengan sanad hasan
  6. HR. Thabrani dalam Al Kabir sebagaimana dalam Al Majma’ (2/105), dia berkata:…”marfu’ dan mauquf, mauquf shahih adapun yang marfu’ ada perawi yang tidak aku ketahui biografinya.” Aku katakana: Mauquf-sebagaimana telah jelas-mempunyai hukum marfu’.
  7. HR. Ahmad (3/163), Abu Dawud (2/306), Ibnu Khuzaimah (3/277,278), Tirmidzi (3/70) dengan dua jalan dari Anas, sanad shahih.
  8. HR. Uqaili dalam Ad Dhu’afa’ (1/72), Abu Muslim Al Kajji dalam Juz-nya, dan dari jalan Ibnu Masi dalam Juzul Anshari sanadnya hasan kalau tidak ada ‘an’anah Yahya bin Abi Katsir, hadits ini punya syahid, yaitu hadits selanjutnya.
  9. HR. Tirmidzi (2528), Ibnu Majah (1752), Ibnu Hibban (2407). Ada jahalah Abu Mudilah.
  10. HR. Ibnu Majah (1/557), Hakim (1/422), Ibnu Sunni (128), Thayalisi (299) dari dua jalan. Al Bushiri berkata : (2/81) ini sanad yang shahih, perawi-perawinya tsiqat.
  11. HR. Abu Dawud (2/306), Baihaqi (4/239), Al Hakim (1/422), Ibnu Sunni (128), Nasaai dalam ‘Amalul Yaum (296), Daruquthni (2/185) dia berkata:”Sanadnya hasan.” Aku katakana:memang seperti ucapannya.
  12. HR. Ahmad (4/144,115,116,5/192), Tirmidzi (804), Ibnu Majah (1746), Ibnu Hibban (895), di shahihkan oleh Tirmidzi.
  13. HR.Ibnu Abi Syaibah (3/100), Ahmad (3/118), Nasaai dalam ‘Amalul Yaum” (268), Ibnu Sunni (129), Abdur Razzaq (4/311) dari berbagai jalan darinya. Sanadnya shahih.
Peringatan: Apa yang ditambahkan oleh sebagian orang tentang hadits ini:”Alloh menyebutkan di majelis-Nya” adalah tidak ada asalnya. Perhatikan.
  1. HR. Muslim (2055) dari Miqdad
  2. HR. Muslim (2042) dari Abdullah bin Busrin.

Dinukil dari Kitab, “Sifat Puasa Nabi”,Syaikh Salim bin Ied Al Hilaly dan Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, Penerbit Al Mubarok.1425H

0 Responses to "BERBUKA ORANG YANG PUASA"

Leave a Reply